- Tips Sukses Bisnis Rental Mobil
- Sekolah Forex Indonesia Tempat Belajar Forex Terbaik
- 4 Tips Dasar Untuk Mendapatkan Pinjaman Online Terbaik Untuk Bisnis UMKM Anda
- Apartemen untuk Investasi? Perhatikan 6 Hal Ini Dulu
- Saham Facebook Anjlok Rp 509 Triliun
- Trik Trading Bitcoin Dengan Efektif
- Perbedaan Emas Dan Bitcoin
- Apa Sih Beda Trading Forex vs Trading Bitcoin
- Apa Itu Sentimen Pasar Dalam Trading Forex?
- Akhir pekan, harga emas di posisi di Rp 641.000 per gram
Sepekan Pertama 2018, Rupiah Berhasil Memukul Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) berhasil melakukan reli selama enam hari berturut-turut alias selama pekan pertama 2018. Indeks Bloomberg mencatat, rupiah pada perdagangan Jumat (5/1/2018) ditutup menguat 6 poin atau 0,04% menjadi Rp13.416 per USD.
Awal perdagangan, rupiah dibuka berkibar 5 poin ke level Rp13.417 per USD, setelah Kamis kemarin ditutup di Rp13.422 per USD. Jumat ini, rupiah diperdagangkan di kisaran Rp13.389-Rp13.436 per USD.
Data Yahoo Finance pada petang di akhir pekan ini, menunjukkan rupiah menguat 9 poin atau 0,07% menjadi Rp13.413 per USD, dimana kemarin ditutup di level Rp13.422 per USD. Hari ini, mata uang NKRI diperdagangkan di level Rp13.388-Rp13.433 per USD.
Sementara itu, data Pakarinvestasi.com yang bersumber dari Limas, rupiah pada Jumat petang ini ditutup di level Rp13.457 per USD, sama dengan penutupan perdagangan Kamis lalu. Pagi tadi, rupiah berada di posisi Rp13.401 per USD, menanduk 56 poin dari penutupan kemarin di posisi Rp13.457 per USD.
Rupiah berhasil melanjutkan reli karena minimnya sentimen negatif di dalam negeri dan menguatnya indeks. Sementara itu, dolar AS terbebani oleh menguatnya euro sebesar 0,05%, seiring data ekonomi Zona Euro tahun 2017, yang tumbuh kuat dalam hampir tujuh tahun.
Melansir dari Reuters, indeks USD terhadap enam mata uang saingan utama merugi 0,3%, sehingga berada di level 91,838. Ini merupakan pekan ketiga dolar nelangsa. Mata uang George Washington gagal menarik untung dari laporan pekerjaan swasta AS yang bertambah 250.000 pada Desember lalu. Pasalnya kenaikan jumlah pekerjaan tidak dibarengi dengan pertumbuhan upah demi membalikkan dolar ke jalur positif.