- Tips Sukses Bisnis Rental Mobil
- Sekolah Forex Indonesia Tempat Belajar Forex Terbaik
- 4 Tips Dasar Untuk Mendapatkan Pinjaman Online Terbaik Untuk Bisnis UMKM Anda
- Apartemen untuk Investasi? Perhatikan 6 Hal Ini Dulu
- Saham Facebook Anjlok Rp 509 Triliun
- Trik Trading Bitcoin Dengan Efektif
- Perbedaan Emas Dan Bitcoin
- Apa Sih Beda Trading Forex vs Trading Bitcoin
- Apa Itu Sentimen Pasar Dalam Trading Forex?
- Akhir pekan, harga emas di posisi di Rp 641.000 per gram
Reduksi Stimulus Memudar, USD Kian Terpuruk

Reduksi Stimulus Memudar, USD Kian Terpuruk
Dollar AS (USD) nampak kian terpuruk ke zona degradasi di perdagangan akhir pekan (Jumat, 7/6) seiring merebaknya optimisme di kalangan investor bahwa Federal Reserve AS (the Fed) kemungkinan belum akan mengurangi stimulus moneter dalam waktu dekat ini.
Terhadap yen, hari ini USD tergerus hingga level 95.53 setelah akhirnya kembali stabil ke area 96.40. Sedangkan indeks dollar sendiri merosot hingga ke kisaran 81.49 setelah pada sesi Kamis kemarin terpuruk hingga 81.07.
Serangkain petinggi the Fed telah mengisyaratkan keinginan nya untuk mengurangi stimulus jika kondisi sektor tenaga kerja terus membaik. Namun, data tenaga kerja ADP dan klaim pengangguran AS menunjukan masih rapuhnya sektor ketenaga kerjaan negeri itu. Bahkan para investor nampak skeptis dengan data Non-farm payrolls AS (NFP) nanti malam bisa menunjukan keberlanjutan pemulihan pasar tenaga kerja pada perekonomian terbesar di dunia tersebut.
Pertumbuhan lapangan kerja sektor swasta Amerika yang di rilis hari Rabu lalu (5/6), muncul lebih rendah dari ekspektasi. Angka ADP National Employment menunjukkan sektor swasta AS hanya menciptakan 135.000 tenaga kerja di bulan Mei, lebih rendah dari perkiraan 165.000. Laporan tersebut langsung menghembuskan kembali kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi AS.
Data sebelumnya juga menunjukkan angka defisit perdagangan bulan April 2013 membengkak hingga US$ 40,3 miliar, dari sebelumnya US$ 3,2 miliar di bulan Maret. Buruknya angka itu mencerminkan bahwa perdagangan luar negeri tidak akan kuat mendorong pertumbuhan ekonomi di tahun 2013 ini.
Maka bila mengacu pada data-data ekonomi yang lemah tersebut, nampak bahwa stimulus masih diperlukan guna menopang pemulihan. Hal senada juga telah disampaikan dalam pernyataan resmi terakhirnya dari Pimpinan the Fed – Ben Bernanke yang menegaskan bahwa program stimulus moneter dengan membeli surat-surat utang masih akan terus dijalankan bahkan hingga tingkat pengangguran nasional menurun sampai level 6 s/d 6.5 persen dan inflasi sesuai target yang kondusif. (dar, MonexNews)