- Tips Sukses Bisnis Rental Mobil
- Sekolah Forex Indonesia Tempat Belajar Forex Terbaik
- 4 Tips Dasar Untuk Mendapatkan Pinjaman Online Terbaik Untuk Bisnis UMKM Anda
- Apartemen untuk Investasi? Perhatikan 6 Hal Ini Dulu
- Saham Facebook Anjlok Rp 509 Triliun
- Trik Trading Bitcoin Dengan Efektif
- Perbedaan Emas Dan Bitcoin
- Apa Sih Beda Trading Forex vs Trading Bitcoin
- Apa Itu Sentimen Pasar Dalam Trading Forex?
- Akhir pekan, harga emas di posisi di Rp 641.000 per gram
Market Review dan Analisa Teknikal Chart, 29 April 2016

Market Review Hari Ini – Rapat moneter Federal Reserve yang berakhir Kamis dini hari tidak memberikan kejutan di pasar, bank sentral AS tersebut telah diprediksi akan mempertahankan suku bunga. Bank of Japan juga mempertahankan kebijakan pada rapat moneter, namun bedanya bank sentral Jepang ini diharapkan akan menggelontorkan stimulus tambahan oleh sebagian pelaku pasar. Dampak keputusan tersebut membuat yen menguat tajam, mata uang utama lainnya juga berbalik mendominasi dollar, indeks dollar menjadi melemah sekitar 0,65%. Pelemahan dollar disertai dengan penurunan bursa saham menjadi pendorong penguatan emas. Sempat ada aksi taking profit menjelang penutupan market Amerika namun penguatan emas masih berlanjut hingga sesi perdagangan Asia pagi ini, dengan harga tinggi sementara ini dilevel 1276. Secara teknikal, jika sentiment negative kemungkinan emas akan kembali test support 1245 dan 1225. Jika sentiment positif, emas kemungkinan akan test resistance 1289 dan 1309
Harga minyak merangkak lebih tinggi pada hari Kamis, dengan harga bertahan di atas $45 per barel untuk diperdagangkan di dekat level tertinggi dalam enam bulan bahkan sempat menyentuh level $46, mendapatkan dukungan dari penurunan produksi minyak AS selama tujuh pekan beruntun serta pelemahan Dollar AS. Namun beberapa analis masih mempertanyakan apakah harga minyak masih akan dalam tren positif mengingat masih belum adanya perubahan yang signifikan dari sisi suplai pasar. Pada awal bulan ini negara-negara produsen minyak utama telah gagal menyepakati pembatasan produksi, dengan Arab Saudi terlihat mulai enggan melakukan pembahasan lebih lanjut tanpa keterlibatan Iran. Harga minyak mentah yang kembali mendekati level $50 per barrel juga bisa menghidupkan kmbali minat produsen Shale AS untuk melakukan pengeboran, sehingga berpotensi memperburuk banjir pasokan yang telah memicu kejatuhan harga sejak pertengahan 2014. Secara teknikal, jika sentiment negative, kemungkinan harga minyak akan menguji support 45.00 dan support berikutnya 44.00. Jika sentiment positif, kemungkinan harga minyak akan menguji resistance 46.80 dan resistance berikutnya 47.50.
Mata uang Yen Jepang menunjukkan penguatan harian terbesarnya sejak kejadian gempa bumi tahun 2011 yang memicu krisis nuklir, dengan meroket 3 persen terhadap Euro dan Dollar akibat kejutan langkah BoJ yang menunda pelonggaran moneter. Faktor lain yang menambah momentum adalah minimnya sinyal dari Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga acuan di bulan Juni, sehingga melemahkan Dollar AS sekitar ½ persen terhadap berbagai mata uang utama dan melemah 0,2 persen terhadap Euro. Pandangan analisa Barclays Capital, USDJPY masih sinyal bearish dengan target penurunan ke 106.65 dan 106.10.
Poundsterling menguat terhadap Dollar yang melemah di hari Kamis, mendekati level tertinggi 12-pekan terhadap mata uang AS yang tertekan oleh ekspektasi bahwa The Fed sulit untuk menaikkan suku bunganya dalam waktu dekat. Namun, penguatan sterling diperkirakan terbatas setelah dirilis polling terakhir yang menunjukkan bahwa kampanye Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa pada referendum Juni masih meraih suara yang cukup besar. Survey online yang diambil hari Senin dan Selasa tersebut menunjukkan pendukung kubu exit telah meningkat 3 persen ke 42 persen sejak survey serupa pada 12-14 April, sedangkan dukungan untuk kubu tetap menjadi member Eropa hanya naik 1 persen ke 41 persen.
Indeks Saham Hangseng dibuka dengan open gap down di area 21061. Bursa Wall Street ditutup melemah tajam pada hari Kamis, seiring kejatuhan harga saham Apple membebani indeks saham utama. Indeks Dow ditutup turun lebih dari 1% untuk pertama kalinya sejak 23 Februari, dan turun lebih dari 200 poin untuk pertama kalinya sejak 11 Februari, yang disebut batas bawah “Dimon”. Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup 1.17% lebih rendah di 17,830.76, dengan penurunan dipimpin oleh saham Apple. Indeks S&P 500 merosot 0.92% ke 2,075.81, dengan kinerja terburuk diperlihatkan sektor teknologi informasi. Sedangkan indeks Nasdaq Composite ditutup turun 1.19% di 4,805.29.
Analisa Teknikal Chart
Pada Chart NZDUSD timeframe 30 menit terlihat formasi Triangle, kemungkinan kenaikan ke 0.70000
Klik gambar untuk memperbesar