- Tips Sukses Bisnis Rental Mobil
- Sekolah Forex Indonesia Tempat Belajar Forex Terbaik
- 4 Tips Dasar Untuk Mendapatkan Pinjaman Online Terbaik Untuk Bisnis UMKM Anda
- Apartemen untuk Investasi? Perhatikan 6 Hal Ini Dulu
- Saham Facebook Anjlok Rp 509 Triliun
- Trik Trading Bitcoin Dengan Efektif
- Perbedaan Emas Dan Bitcoin
- Apa Sih Beda Trading Forex vs Trading Bitcoin
- Apa Itu Sentimen Pasar Dalam Trading Forex?
- Akhir pekan, harga emas di posisi di Rp 641.000 per gram
Market Review dan Analisa Teknikal Chart, 15 April 2016

Market Review Hari Ini – Penguatan Dollar AS kembali melemahkan emas meskipun ketika data inflasi AS yang dirilis lebih rendah dari ekspektasinya sempat membuat Dollar AS melemah tipis. Emas melemah hingga level 1223 pada perdagangan kemarin. Hari ini pergerakan emas dan aussie akan diuji oleh data GDP kuartal pertama China yang akna dirilis nanti jam 09.00 WIB. Pasar memprediksi pertumbuhan ekonomi China akan menjadi lebih rendah dengan pertumbuhan 6,7% pada kuartal pertama tahun ini dari pertumbuhan 6,8% kuartal sebelumnya. Konfirmasi perlambatan ekonomi China berpotensi menguatkan emas sebagai aset yang biasa diburu dalam nuansa kecemasan pasar. Sementara itu The Fed kemungkinan masih berhati – hati dalam menaikan suku bunga setelah melihat data inflasi AS. The Fed telah berupaya memangkas ekspektasi kenaikan suku bunga tahun ini, mereduksi potensi kenaikan suku bunga dari 4 kali menjadi 2 kali di tahun ini. Level suku bunga yang lebih tinggi cenderung membebani harga Emas karena akan menyebabkan aset lainnya yang berimbal hasil menjadi lebih atraktif. Secara teknikal, jika sentiment negative. Kemungkinan emas akan kembali test support 1211 dan 1200. Jika sentiment positif, emas kemungkinan akan test resistance 1252 dan 1260.
International Energy Agency (IEA) memangkas proyeksi pertumbuhan permintaan global namun mengatakan penurunan output minyak di Amerika Serikat sedang berakselarasi. Dorongan naik juga datang setelah data inflasi konsumen AS yang naik kurang dari ekspektasi, menekan Dollar AS turun. IEA memangkas estimasi pertumbuhan permintaan global tahun 2016 menjadi 1.16 juta barel per hari, namun mengatakan penurunan output minyak mentah di AS sedang bertambah cepat. Pelaku pasar berhati – hati dalam mencermati pergerakan minyak, menjelang pertemuan negara produsen minyak hari Minggu di Doha, yang termasuk Arab Saudi dan Rusia di dalamnya. Mereka akan mencoba memfinalisasi kesepakatan yang dicapai di bulan Februari untuk membekukan output minyak pada level bulan Januari, berusaha menopang harga minyak. Namun banyak analis mengatakan ada peluang kekecewaan pasca pertemuan. Kemungkinan hari perdagangan senin minggu depan akan diwarnai open gap. Secara teknikal, jika sentiment negative, kemungkinan harga minyak akan menguji support 40.00 dan support berikutnya 39.00. Jika sentiment positif, kemungkinan harga minyak akan menguji resistance 42.00 dan resistance berikutnya 43.00.
Dolar Australia menguat terhadap dolar AS sampai dengan 1,14% berkat laporan tingkat pengangguran yang memuaskan dan kenaikan harga bijih besi. Tingkat pengungguran Australia turun 0,2% menjadi 5,7% pada bulan Maret, tingkat pengangguran terendah dalam lebih dari 2-tahun. Penurunan tingkat pengangguran berpotensi akan mengurangi tekanan pemangkasan suku bunga pada Reserve Bank of Australia (RBA). Harga bijih besi naik 2,4% menjadi 59.90 dolar AS per ton setelah kenaikan tingkat ekspor China. Aussie akan menantikan data GDP kuartal pertama China yang akan dirilis nanti jam 09.00 WIB. Saat ini Aussie bergerak dikisaran 0.77030.
GBPUSD tetap melemah setelah Bank of England (BoE) mempertahankan kebijakan moneternya namun juga memperingatkan risiko pertumbuhan yang melambat jika Inggris keluar dari Uni Eropa atau Brexit. Keputusan untuk tidak memangkas suku bunga biasanya menjadi sentimen positif pada mata uang domestik, tapi peringatan tegas dari bank sentral pada hari Kamis (14/4) mendapatkan perhatian lebih dari investor. GBPUSD menyentuh level terendah harian 1.4089 atau turun 0,78% dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya.
Inflasi konsumen AS nanik kurang dari estimasi di bulan Maret dan inflasi saat ini melambat, mensinyalkan bahwa Federal Reserve akan tetap berhati-hati dalam menaikkan suku bunga tahun ini. Data lain pada hari Kamis menunjukkan jumlah klaim pengangguran berkurang pekan lalu, menyentuh level rendah sejak 1973, menunjukkan penguatan yang konsisten pada pasar tenaga kerja.
Indeks Saham Hangseng dibuka dengan open gap down di area 21415. Bursa Wall ditutup bervariatif, Dow Jones naik 0.10%, S &P naik 0.02%, sedangkan Nasdaq melemah 0.03%. Rebound saham sektor keuangan terpicu setelah para investor merespon laju earnings dari perbankan besar, sehingga mendongkrak sektor tersebut yang masih menunjukkan kinerja terburuk pada indeks S&P500 sepanjang tahun ini. Secara teknikal, jika sentiment negative kemungkinan Indeks Saham Hangseng akan menguji support 21100 dan jika sentiment positif kemungkinan Indeks Saham Hangseng akan menguji resistance 21670.
Bursa saham Jepang melemah untuk pertama kalinya dalam empat hari, dengan indeks saham memangkas penguatan mingguan terbaik mereka sejak bulan Februari, karena investor mempertimbangkan dampak dari gempa bumi yang telah menewaskan setidaknya sembilan orang di Jepang selatan. Analis senior di Nomura Holdings Inc di Tokyo mengatakan bahwa kita miliki banyak kenaikan dalam tiga hari terakhir, sehingga wajar untuk adanya aksi ambil untung. Indeks Saham Nikkei sementara ini mencapai harga tinggi 16920. Secara teknikal, membentuk formasi double top pada chart 1 jam.
Analisa Teknikal Chart
Pada Chart XAUUSD timeframe Harian terlihat formasi Triangle, kemungkinan penurunan ke 1180
Klik gambar untuk memperbesar