- Tips Sukses Bisnis Rental Mobil
- Sekolah Forex Indonesia Tempat Belajar Forex Terbaik
- 4 Tips Dasar Untuk Mendapatkan Pinjaman Online Terbaik Untuk Bisnis UMKM Anda
- Apartemen untuk Investasi? Perhatikan 6 Hal Ini Dulu
- Saham Facebook Anjlok Rp 509 Triliun
- Trik Trading Bitcoin Dengan Efektif
- Perbedaan Emas Dan Bitcoin
- Apa Sih Beda Trading Forex vs Trading Bitcoin
- Apa Itu Sentimen Pasar Dalam Trading Forex?
- Akhir pekan, harga emas di posisi di Rp 641.000 per gram
Market Outlook: Tembus 100, Pelemahan Yen Makin Kronis

Market Outlook: Tembus 100, Pelemahan Yen Makin Kronis
Untuk kali pertama sejak 4 tahun silam, nilai tukar Yen melemah ke atas 100 per Dollar. Kalau biasanya pelemahan valuta Jepang dipicu oleh kebijakan moneter bank sentralnya, kali ini depresiasi terjadi akibat kuatnya fundamental dari Dollar sendiri.
Walaupun Bank of Japan telah mengeluarkan jurus stimulus dalam jumlah besar, investor masih menunggu gebrakan baru dari Tokyo. Upaya pencapaian target inflasi 2% dalam dua tahun bukanlah sesuatu yang mudah sehingga Gubernur Haruhiko Kuroda diprediksi masih menyimpan formula pelonggaran lainnya. Di saat yang sama, nilai tukar Yen terus merosot karena terdampak ritme percepatan ekonomi Amerika. Daya serap tenaga kerja baru terbilang cemerlang di bulan April, sementara jumlah warga yang mengajukan tunjangan pengangguran sudah turun ke titik terendah dalam lima tahun terakhir pada laporan pekan lalu.
Secara garis besar penguatan kurs USD/JPY lebih disebabkan oleh segala kebijakan yang diambil oleh Tokyo. Akan tetapi, Dollar merangsek ke atas 100 Yen semalam berkat kinerjanya sendiri. Kathy Lien, Direktur Pelaksana BK Asset Management menilai manuver jangka pendek pair mata uang tersebut akhir-akhir ini lebih dipicu oleh optimisme terhadap perbaikan ekonomi Amerika. “Dollar bahkan bisa menembus 105 Yen tidak lama lagi di tengah trend pemangkasan suku bunga bank-bank sentral,” urainya. Opini Lien sangat beralasan karena beberapa otoritas moneter negara maju memang baru saja memotong biaya pinjaman acuannya masing-masing. Bank of Korea mengumumkan suku bunga baru pada hari Kamis kemarin, atau tepat dua hari setelah Bank of Australia melakukan langkah serupa. European Central Bank bahkan sudah mencuri start dengan penurunan suku bunga pada pekan lalu akibat adanya tekanan resesi. Semua kebijakan baru yang terjadi di berbagai negara justru memperkuat volume permintaan terhadap Dollar.
Nilai tukar Yen sudah merosot sebanyak 14% terhadap Dollar sejak awal tahun ini berkat komitmen pelonggaran moneter pemerintah. Program pembelian aset senilai 60-70 triliun Yen per tahun adalah momentum penurunan kurs valuta Jepang. Banyak negara menuding Jepang memakai kinerja valuta sebagai alat optimalisasi pemasukan ekspor dan sedang memulai perang mata uang. Namun pihak Tokyo membantah tuduhan itu seraya menyebut pelemahan Yen sebagai kompensasi dari fase kenaikan yang memuncak di tahun 2008. Pemerintah merasa performa Yen sangat wajar dan adil karena pada saat krisis finansial berlangsung 6 tahun lalu mata uang Jepang dijadikan sasaran lindung nilai oleh investor global. Kurs USD/JPY saat ini terpantau di level 100.959 atau bersiap menembus 101.
(dim)