- Tips Sukses Bisnis Rental Mobil
- Sekolah Forex Indonesia Tempat Belajar Forex Terbaik
- 4 Tips Dasar Untuk Mendapatkan Pinjaman Online Terbaik Untuk Bisnis UMKM Anda
- Apartemen untuk Investasi? Perhatikan 6 Hal Ini Dulu
- Saham Facebook Anjlok Rp 509 Triliun
- Trik Trading Bitcoin Dengan Efektif
- Perbedaan Emas Dan Bitcoin
- Apa Sih Beda Trading Forex vs Trading Bitcoin
- Apa Itu Sentimen Pasar Dalam Trading Forex?
- Akhir pekan, harga emas di posisi di Rp 641.000 per gram
Korea Selatan Kembali Menjadi Korban Serangan Cyber

Korea Selatan Kembali Menjadi Korban Serangan Cyber
Para hacker sementara ini menutup jaringan komputer di stasiun televisi dan perbankan di Korea Selatan dalam serangan cyber terbesar di negara tersebut dalam dua tahun terakhir, sehingga mendorong pemerintah untuk menyelidiki kemungkinan keterkaitannya kejadian ini dengan Korea Utara.
Pemerintahan Presiden Park Geun Hye telah membentuk sebuah kelompok krisis cyber untuk menginvestigasikan apakah Korea Utara akan bertanggung jawab dalam masalah ini, pernyataan tersebut datang dari kantornya. Korea Communication Commision mengatakan dalam pernyataannya adalah perusahaan – perusahaan yang jaringan komputernya dimatikan pada hari ini adalah Shinan Bank, Nonghyup Bank, Munhwa Broadcasting Corp, YTN dan Korea Broadcasting System
Serang ini terjadi kurang dari satu bulan setelah Park menjadi presiden di negara dengan perekonomian terbesar keempat di Asia, dan ditengah meningkatnya gesekan atas program nuklir Korea Utara. Rezim Kim Jong Un’s, yang meledakan perangkat nuklir pada bulan Februari, akhir-akhir ini mengancam akan menyerang AS dengan senjata nuklir dan hari ini pihaknya memperingatkan akan membalas jika AS masih menerbangkan pesawat pembom B-52 diatas semenanjung Korea.
“Sulit untuk segera menemukan siapa yang melakukan hal ini namun biasanya Korea Utara tersangkanya,” kata Park Choon Sik, seorang professor keamanan cyber di Seoul Women’s University. “Serangan cyber adalah senjata yang jauh lebih mudah bagi Korea Utara karena biayanya jauh lebih sedikit daripada rudal atau tes nuklir, namun hal itu hanya akan membuat orang-orang lebih panik. Selain itu, mereka dapat melakukan hal tersebut kapan pun tanpa harus khawatir dengan sanksi internasional.