- Tips Sukses Bisnis Rental Mobil
- Sekolah Forex Indonesia Tempat Belajar Forex Terbaik
- 4 Tips Dasar Untuk Mendapatkan Pinjaman Online Terbaik Untuk Bisnis UMKM Anda
- Apartemen untuk Investasi? Perhatikan 6 Hal Ini Dulu
- Saham Facebook Anjlok Rp 509 Triliun
- Trik Trading Bitcoin Dengan Efektif
- Perbedaan Emas Dan Bitcoin
- Apa Sih Beda Trading Forex vs Trading Bitcoin
- Apa Itu Sentimen Pasar Dalam Trading Forex?
- Akhir pekan, harga emas di posisi di Rp 641.000 per gram
Harga Kontrak Minyak Anjlok Lebih Dari US$ 3/Barel

Harga kontrak minyak dunia ditutup dengan penurunan lebih dari US$ 3 per barel menjadi US$ 84,06 per barel pada Kamis (9/10) kemarin.
Pada transaksi Kamis, harga minyak terpukul oleh kecemasan mengenai kelebihan suplai dan penurunan tingkat permintaan minyak dunia. Kondisi ini menyebabkan harga minyak Brent dan West Texas Intermediate melorot ke level terendah sejak 2012 lalu.
Data yang dihimpun CNBC menunjukkan, harga minyak WTI ditutup di level US$ 85,81 per barel, yang merupakan level terendah sejak Desember 2012. Sementara, harga minyak Brent turun ke posisi US$ 90 sebarel, level terendah sejak Juni 2012.
Harga si emas hitam tertekan setelah euforia mengenai hasil rekapan pertemuan the Fed berakhir. Pelaku pasar mencemaskan, bank sentral menjadi lebih pesimistis mengenai pertumbuhan ekonomi domestik AS.
Di sisi lain, ada kecemasan mengenai melimpahnya suplai minyak di AS. Data yang dirilis Energy Information Administration (EIA) menunjukkan, AS memproduksi sekitar 9 juta barel per hari, naik 70% sejak 2008 silam.
“Jika terjadi penurunan suplai, kami akan merevisi prediksi harga minyak. Saat ini, kami memprediksi OPEC akan merespon dengan memperhatikan suplai minyak mereka. Sementara, Arab Saudi juga tidak akan memikul pengurangan produksi minyak seorang diri,” jelas Barclays.
Barclays memprediksi, secara teknikal, jika harga minyak menembus US$ 73 per barel, maka harga minyak WTI bisa menuju level US$ 64 sebarel, level terendahnya sejak 2010.
Sumber : CNBC