- Tips Sukses Bisnis Rental Mobil
- Sekolah Forex Indonesia Tempat Belajar Forex Terbaik
- 4 Tips Dasar Untuk Mendapatkan Pinjaman Online Terbaik Untuk Bisnis UMKM Anda
- Apartemen untuk Investasi? Perhatikan 6 Hal Ini Dulu
- Saham Facebook Anjlok Rp 509 Triliun
- Trik Trading Bitcoin Dengan Efektif
- Perbedaan Emas Dan Bitcoin
- Apa Sih Beda Trading Forex vs Trading Bitcoin
- Apa Itu Sentimen Pasar Dalam Trading Forex?
- Akhir pekan, harga emas di posisi di Rp 641.000 per gram
Harga Emas Berjangka Naik Diakibatkan Data Ekonomi AS Mengecewakan

Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir lebih tinggi pada Rabu (Kamis pagi WIB), karena data ekonomi Amerika Serikat agak mengecewakan.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember, naik 10,5 dolar AS, atau 0,85 persen, menjadi menetap di 1.244,8 dolar AS per ounce, lapor Xinhua.
Fed cabang New York melaporkan pada Rabu bahwa manufaktur di negara bagian New York atau Empire State mundur tajam menjadi 6,2 pada Oktober setelah mencapai dekat tertinggi dalam lima tahun di 27,5 pada bulan sebelumnya. Para ekonom telah memperkirakan angka 21,0.
Selain itu, Departemen Perdagangan mengatakan penjualan ritel AS turun 0,3 persen pada September untuk pertama kalinya dalam delapan bulan; dan Departemen Tenaga Kerja menyatakan bahwa indeks harga produsen turun dalam penyesuaian musiman 0,1 persen, penurunan pertama dalam lebih dari satu tahun.
Sebagai akibat dari data ekonomi agak mengecewakan, saham AS anjlok, dan dolar AS jatuh ke tingkat terendah tiga minggu terhadap euro, yang didukung emas.
Emas juga mendapat beberapa dukungan dari permintaan fisik. Dengan musim pernikahan dan festival mendatang, impor emas di India, konsumen emas terbesar kedua di dunia, naik hampir dua kali lipat pada September dari Agustus menjadi 3,75 miliar dolar AS.
Perak untuk pengiriman Desember naik 6,1 sen, atau 0,35 persen, menjadi ditutup pada 17,464 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 11,4 dolar AS, atau 0,9 persen, menjadi ditutup pada 1.260,9 dolar AS per ounce.
Sumber: ANTARANEWS