- Tips Sukses Bisnis Rental Mobil
- Sekolah Forex Indonesia Tempat Belajar Forex Terbaik
- 4 Tips Dasar Untuk Mendapatkan Pinjaman Online Terbaik Untuk Bisnis UMKM Anda
- Apartemen untuk Investasi? Perhatikan 6 Hal Ini Dulu
- Saham Facebook Anjlok Rp 509 Triliun
- Trik Trading Bitcoin Dengan Efektif
- Perbedaan Emas Dan Bitcoin
- Apa Sih Beda Trading Forex vs Trading Bitcoin
- Apa Itu Sentimen Pasar Dalam Trading Forex?
- Akhir pekan, harga emas di posisi di Rp 641.000 per gram
Gawat, Bursa AS Jeblok!

Bursa AS bergerak bak roller coaster beberapa hari terakhir.
Setelah anjlok 1,5% pada 7 Oktober dan reli hampir 1,8% pada 8 Oktober lalu, semalam (9/10), indeks S&P 500 ambles 2,1% pada pukul 16.00 waktu New York. Ini merupakan pembalikan arah terbesar dalam tiga tahun terakhir.
Sementara, indeks Dow Jones Industrial Average terjatuh 2% menjadi 16.659,25. Dengan demikian, sepanjang tahun ini, indeks Dow Jones mencatatkan kenaikan 0,5%.
Pasar saham anjlok pada transaksi tadi malam di tengah kecemasan mengenai prospek perlambatan pertumbuhan ekonomi Eropa yang akan berdampak pada perekonomian AS. Apalagi the Federal Reserve juga memutuskan untuk mengakhiri program pembelian obligasi.
Jika dihitung, saat ini, posisi indeks S&P 500 4,1% berada di bawah level penutupan tertingginya di 2.011,36 yang dicapai pada 18 September lalu.
Seluru sektor pada indeks S&P 500 merosot setidaknya 0,9%. Saham-saham energi, misalnya, tergerus 3,7% seiring kemerosotan harga minyak mentah ke dalam pasar bearish. Sektor industri dasar tergerus 2,5% meskipun harga emas menorehkan reli.
“Ada kecemasan bahwa suku bunga acuan global sangat rendah sehingga akan memicu terjadinya deflasi. Selain itu, pemulihan ekonomi AS saat ini kembali mengalami kemunduran,” jelas Timothy Ghriskey, chief investment officer Solaris Asset Management LLC.
Sumber : BLOOMBERG