- Tips Sukses Bisnis Rental Mobil
- Sekolah Forex Indonesia Tempat Belajar Forex Terbaik
- 4 Tips Dasar Untuk Mendapatkan Pinjaman Online Terbaik Untuk Bisnis UMKM Anda
- Apartemen untuk Investasi? Perhatikan 6 Hal Ini Dulu
- Saham Facebook Anjlok Rp 509 Triliun
- Trik Trading Bitcoin Dengan Efektif
- Perbedaan Emas Dan Bitcoin
- Apa Sih Beda Trading Forex vs Trading Bitcoin
- Apa Itu Sentimen Pasar Dalam Trading Forex?
- Akhir pekan, harga emas di posisi di Rp 641.000 per gram
Dollar AS Terkoreksi Sementara

Dollar AS Terkoreksi Sementara
Nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap sejumlah mata uang utama dunia. Analis menilai, pelemahan ini hanya sementara, setelah di akhir pekan lalu dollar AS cenderung menguat.
Pasangan EUR/USD, Senin (20/5) pukul 17.15 WIB, menguat 0,23% menjadi 1,2869 dibanding sehari sebelumnya. Pairing AUD/USD menguat 0,53% menjadi 0,9782. Sementara, pasangan USD/JPY melemah 0,62% menjadi 103,21.
Suluh Adil Wicaksono, analis Millennium Penata Futures mengatakan, penguatan pasangan EUR/USD, kemarin, belum menunjukkan sinyal euro keluar dari tren penurunan. Informasi ekonomi global yang minim di awal pekan menjadi penyebab pelaku pasar mengambil posisi jual untuk dollar AS. Ini yang membuat dollar AS tampak melemah.
Daru Wibisono, analis Monex Investindo Futures mengatakan, untuk pasangan AUD/USD, penguatan teknikal terjadi setelah pairing valuta asing (valas) ini terkoreksi di akhir pekan lalu. Pelaku pasar, kemarin, juga menunggu hasil rapat Reserve Bank of Australia (RBA) membahas tingkat suku bunga.
Adapun pada pasangan USD/JPY, Wahyu Tribowo Laksono, analis Megagrowth Futures melihat, koreksi pasangan ini murni karena dollar AS sudah bergerak terlalu kuat terhadap yen. “Tren penguatan USD/JPY kembali terlihat pada hari ini setelah data aktivitas industri Jepang bulan Maret dirilis. Meski sentimen ini tidak akan berpengaruh besar,” kata Wahyu.
Akhir pekan lalu, keperkasaan dollar AS terpicu oleh data kepercayaan konsumen AS yang membaik. Data dari University of Michigan (UoM) yang juga menjadi indikator belanja konsumen di AS menunjukkan, indeks kepercayaan konsumen AS naik dari sebelumnya 76,4 menjadi 83,7 di bulan April.
“Tingkat kepercayaan konsumen Amerika Serikat saat ini sangat tinggi dan mendukung pendapat bahwa ekonomi AS tidak dalam kondisi yang buruk,” kata Charles St Arnaud, analis forex Nomura Holdings, New York, kepada Bloomberg. (Agung Jatmiko, Kontan)