- Tips Sukses Bisnis Rental Mobil
- Sekolah Forex Indonesia Tempat Belajar Forex Terbaik
- 4 Tips Dasar Untuk Mendapatkan Pinjaman Online Terbaik Untuk Bisnis UMKM Anda
- Apartemen untuk Investasi? Perhatikan 6 Hal Ini Dulu
- Saham Facebook Anjlok Rp 509 Triliun
- Trik Trading Bitcoin Dengan Efektif
- Perbedaan Emas Dan Bitcoin
- Apa Sih Beda Trading Forex vs Trading Bitcoin
- Apa Itu Sentimen Pasar Dalam Trading Forex?
- Akhir pekan, harga emas di posisi di Rp 641.000 per gram
Cara Menghitung Hasil Investasi Reksadana

Investasi Reksadana – Tergolong mudah namun tetap saja kita harus tahu cara menghitung hasil investasi reksadana. Mengapa? Kalau tidak, bisa-bisa Anda merugi. Sebenarnya cara menghitung hasil investasi reksadana juga mudah. Mari ketahui cara menghitung NAB atau Nilai Aktiva Bersih yang merupakan sebutan dari hasil yang akan kita peroleh dari dana investasi kita di reksadana. Mari kita contohkan dalam kasus berikut.
Seorang manajer investasi menawarkan produk reksadana kita sebut saja reksadana 123. Reksadana tersebut ditawarkan dengan harga Rp 1.500 per unitnya atau UP pada tiap investor. Semisal dalam jumlah unit tersebut dapat terjual sebanyak 2 juta unit maka dana yang terkumpul adalah Rp 3 miliar. Total dana ini adalah NAB pada waktu itu. Kemudian, dana yang telah terkumpul tersebut akan digunakan dalam berbagai jenis efek dalam bursa saham oleh pihak manajer investasi. Setahun berikutnya, total dana naik menjadi 6 miliar. Nah, dari sini bisa didapat hasil bahwa NAB per UP naik menjadi Rp 3.000. Sebagai contoh, salah satu investor yang terlibat dalam reksadana tersebut dulu melakukan pembelian 1000 UP saja yakni dengan modal Rp 1,5 juta. Nah, pada tahun berikutnya dana yang dia miliki berarti menjadi 3juta karena bisa menghasilkan keuntungan 100% dalam setahun. Namun dengan catatan, Anda perlu ketahui bahwa keuntungan tersebut pastinya tidak bersih karena harus dipotong pajak lagi.
Pilih Reksadana yang Tepat
Untuk itu, bijaklah memilih reksadana dengan cara menghitung hasil investasi reksadana. Beda kategori reksadana tentu beda hasilnya. Berikut beberapa hal yang bisa Anda pertimbangkan ketika memilih reksadana:
1. Sesuaikan dengan profil atas risiko
Tiap orang pasti memiliki profil atas risiko yang berbeda. Ada yang bertipe konservatif, ada yang moderat dan ada pula yang agresif. Sebagai contoh, bagi yang bertipe konservatif biasanya mereka langsung merasa tidak nyaman apabila NAB ternyata mengalami penurunan 5% saja. Oleh karena itu, biasanya ketika akan memilih reksadana, Anda akan disodorkan formulir penilaian pada manajer investasi. Ini digunakan untuk melihat profil risiko mana yang cocok.
2. Kinerja investasi reksadana
Anda bisa melihat tabel yang digunakan untuk membandingkan keuntungan dan return yang akan diperoleh dari tiap jenis reksadana. Dimana melihatnya? Beberapa majalah bisnis dan koran menampilkan tabel tersebut. Dari situ Anda bisa memilih reksadana dengan profit terbesar dalam jangka waktu tertentu. Namun tentunya ini tidak bisa pula dijadikan patokan mutlak.
3. Kredibilitas manajer investasi
Cara menghitung hasil investasi reksadana Anda agar lebih pasti adalah melihat kredibilitas manajer investasi. Dalam reksadana, Anda hampir sepenuhnya menyerahkan dana kepada orang lain untuk dikelola dengan caranya. Oleh karena itu, penting memilih manajer investasi yang sudah berpengalaman untuk meminimalisir kegagalan.
Ya, cara menghitung hasil investasi reksadana adalah menggabungkan antara hitungan matematis, prediksi, pemahaman dan juga melihat latar belakang. Salam sukses!