- Tips Sukses Bisnis Rental Mobil
- Sekolah Forex Indonesia Tempat Belajar Forex Terbaik
- 4 Tips Dasar Untuk Mendapatkan Pinjaman Online Terbaik Untuk Bisnis UMKM Anda
- Apartemen untuk Investasi? Perhatikan 6 Hal Ini Dulu
- Saham Facebook Anjlok Rp 509 Triliun
- Trik Trading Bitcoin Dengan Efektif
- Perbedaan Emas Dan Bitcoin
- Apa Sih Beda Trading Forex vs Trading Bitcoin
- Apa Itu Sentimen Pasar Dalam Trading Forex?
- Akhir pekan, harga emas di posisi di Rp 641.000 per gram
5 Parameter Analisa Emas Berbasis Situasi Ekonomi

Investasi Emas – Emas mempunyai pasokan yang terbatas dan susah diperoleh, sementara permintaan terhadap emas justru semakin meningkat. Hal ini membuat harga emas dari tahun ke tahun cenderung mengalami kenaikan. Harga emas tidak hanya tergantung kepada situasi permintaan dan penawaran, atau supply and deman. Harga emas juga dipengaruhi oleh situasi perekonomian secara keseluruhan.
Di bawah ini adalah parameter analisa emas berbasis situasi ekonomi:
1. Analisa emas berdasar perubahan kurs
Melemahnya kurs dollar AS umumnya memicu kenaikan harga emas dunia. Ini disebabkan lantaran para investor memilih untuk menjual mata uang dollar milik mereka dan kemudian membeli emas yang dinilai mampu melindungi nilai asset yang mereka miliki. Sebagai contoh, nilai tukar mata uang dollar terhadap mata uang lain terus menurun, sementara harga emas terus naik sampai ke level $1.070 per troy.
2. Analisa emas berdasar suplai dan permintaan
Salah satu contoh faktor yang dapat mempengaruhi suplai dan permintaan (supply and demand) dari emas adalah seperti kejadian pada pertengahan tahun 1980. Pada waktu itu, penjualan forward oleh perusahaan pertambangan selalu dipersalahkan atas terjadinya kenaikan pada harga emas. Dalam kerangka bisnis, sesunguhnya perilaku perusahaan pertambangan tersebut masuk akal. Dengan melakukan penjualan forward ketika harga emas menguat, mereka mampu mengamankan harga output tambang pada harga yang bagus. Contoh yang lain kasus pada medio tahun 1998 di mana harga emas terus menurun. Saat itu, bank-bank sentral di Eropa memaklumatkan hendak mengurangi cadangan emasnya sehubungan rencana pemberlakuan mata uang euro. Harga emas langsung merosot di sekitar 290 dollar per troy ounce.
3. Analisa emas berdasar situasi politik dunia
Meningkatnya harga emas pada akhir tahun 2002 hingga awal tahun 2003 terjadi sebagai akibat dari hendak dilakukannya serangan ke Irak oleh sekutu yang dipimpin AS. Pelaku pasar beralih menginvestasikan modal mereka dari pasar uang dan pasar saham ke investasi emas sehingga permintaan emas tiba-tiba melonjak tajam.
4. Analisa emas berdasar situasi ekonomi global
Sekitar 80 % dari total suplai emas dipakai untuk industri perhiasan. Konsumsi perhiasan selama ini menjadi pengaruh yang besar untuk demand. Saat kondisi ekonomi, naik kebutuhan akan perhiasan cenderung meningkat. Berdasar data statistik nampak kebutuhan akan perhiasan lebih sensitif terhadap fluktuasi harga emas dibanding meningkatnya kondisi ekonomi. Turunnya level kebutuhan perhiasan pada masa resesi di tahun 1982-1983 terutama lantaran naiknya harga emas secara simultan. Turunnya level kebutuhan perhiasan di masa resesi awal 90-an lebih sejalan dengan hal tersebut di atas, pada saat itu harga emas menjadi turun.
Situasi ekonomi yang tidak menentu dapat menyebabkan tingginya inflasi. Emas lazim dipakai sebagai alat lindung nilai terhadap inflasi. Dengan emas, investor mendapat perlindungan sempurna atas menurunnya daya beli. Di tahun 1978-1980 harga emas sedang meledak; sedang inflasi di AS dari 4 persen naik menjadi 14 persen, alhasil harga emas meningkat 300%.
5. Analisa emas berdasar suku bunga
Tatkala tingkat suku bunga naik, terdapat usaha yang besar untuk tetap menyimpan uang pada deposito daripada emas yang tidak berbunga (non interest-bearing). Hal ini akan mendorong tekanan atas harga emas. Sebaliknya, ketika terjadi penurunan suku bunga, harga emas akan cenderung bertambah.
Secara teoretis, bila suku bunga jangka pendek naik, harga emas akan turun. Di Indonesia teori seperti ini tidak selalu belaku. Pada tahun 1998, karena nilai tukar rupiah merosot secara signifikan terhadap mata uang dollar AS, pemerintah menaikkan tingkat suku bunga. Tujuannya untuk, menahan laju kenaikan nilai tukar dollar AS. Hal ini mengakibatkan naiknya tingkat suku bunga sekaligus harga emas.